Rabu, 10 April 2013

walang sangit

merangkak perlahan benih yang pernah tumbuh
melirik...
sayu...
merona...
 ya, senyum mu yang buat ku merona

masihkah tersimpan selipan kasih dulu?
selipan yang membuat ku bergetar
mengerang...
selipan yg menapaki hati ku
berbekas, dalam sekali
dalam sekali sayang...
hingga ku meronta dalam kelam
    cinta itu masih disini
masihkah kau di ujung jalan?
masihkah aku ada disinggahsana itu?
masihkah aku yg kau tangisi?
masihkah ada benci?
entahlah
biar kembali ku berlari
melewati ilalang jalang
biarkan ku berlari,
biarkan ku menyesali
 walau berharap engkau menggenggam
 bawa ku berlari diantara para bintang

engkau yang pertama membuka tabir hati
membuka dengan lembut
hingga ku terisak hingga kini

hidup...
bukan hidup yg tak adil
namun pilihan membuat hidup ini meredup

tahukah engkau walang sangit ku
walau tak ada bekas didinding hati mu
walau ku tak coba mengukir,
namun kau selalu ada tempat disini
dihati...
walau tempat itu harus ku sekat dengan kenyataan
akan ku sekat...

walau hampir dua purnama yang menggantikan ku
walau kau telah memiliki buah kasih
walau kau tersenyum dalam luka ku
 tapi itulah cinta ku,bagai mentari yg tak pernah redup





Tidak ada komentar:

Posting Komentar